Alhamdulillah… lappy saya sudah kembali normal, jadi saya bisa nulis dengan tenang.. :)
Maklum saja, si lappy termasuk dalam kasta terbawah dalam dunia per-laptopan…
[well, honestly, saya aja yang malas ngap-det antivirus.. hehehe… But, I’ve my brother fixed it…. Thanks bro.. :) ]
***
Liburan semester ini sudah berlangsung sejak tanggal 11 kemarin. Setelah ujian berakhir, saya bukannya langsung pulang, tapi tetap tinggal di kost dulu untuk beberapa hari. Di kost ngapain? Saya cuma pengen beres-beres kost dan relax sebelum saya menghadapi kondisi rumah yang agak berantakan akibat serangan banjir beberapa minggu yang lalu.. (maaf ma..). Semoga ga banjir lagi… Aamiin… [-o<
***
Oiya, waktu saya berada di kost, tepatnya hari minggu tanggal 11 Januari kemarin dilakukan pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk penyebab DBD. Agak kaget juga sebenarnya, sampai-sampai kami lupa kalo kami seharusnya keluar dari kost sementara proses pengasapan terjadi. Akhirnya kami terkurung di kamar masing-masing dan ‘sedikit’ menghirup asap putih itu. Don’t try this at home ya :). Tapi, alhamdulillah, sampai sekarang kami masih sehal walafiat.. hehehe…
***
Ngomong-ngomong soal DBD, saya pernah mengalami penyakit itu 2,5 tahun yang lalu. Tepatnya ketika libur minggu tenang sebelum ujian akhir semester 2 (bulan Juni 2006).
Ceritanya begini:
Hari itu hari terakhir kuliah, waktu mau berangkat kuliah saya merasa badan saya ga enak. Demam dan perut mual (saya memang agak bermasalah sama pencernaan, khususnya lambung). Tapi karena hari itu terakhir kuliah, saya memaksakan diri untuk tetap hadir. Setelah beberapa jam badan saya sudah agak enakan (karena pagi itu saya minum obat demam). Tapi, setelah beberapa jam kemudian, demam itu muncul lagi dan badan saya tambah ga enak . Nyeri pada tulang makin terasa. Akhirnya, setelah selesai kuliah, saya memutuskan untuk segera pulang ke Banjarmasin. Dan malam harinya, saya (ditemani keluarga) pergi ke dokter. Dokter bilang kalo saya kena gejala tifus. Tapi, kemudian beliau bilang, saya harus balik lagi kesana 3 hari kemudian karena dikhawatirkan saya mengidap DBD karena gejala tifus itu mirip sama gejala DBD. Setelah pulang dari dokter dan minum obat, kondisi saya lebih baik dari sebelumya, tapi demam masih lumayan tinggi, tulang masih nyeri, perut mual, kepala pusing dan menggigil. Selama 3 hari itu saya berjuang untuk tetap hidup (hehehe). Ya, 3 hari yang begitu menyiksa. Minggu tenang yang seharusnya saya gunakan sebaik-baiknya untuk persiapan ujian, saya lewatkan karena sakit. Bagaimana tidak, kepala saya pusing setiap saat. Noleh ke kanan, pusing. Noleh ke kiri pusing. Baca buku dikit, pusing. Akhirnya, sepanjang hari saya cuma bisa istirahat di tempat tidur.
Akhirnya, 3 hari kemudian, badan saya berangsur pulih. Demam saya turun dan saya mulai merasa sehat kembali dan merasa ga perlu ke dokter lagi. Tapi saya tetap harus ke dokter. Akhirnya, setelah diperiksa, saya positif hamil.. Ya ga laaah… hehehe… Ya, saya positif menderita gejala DBD. Waktu itu saya heran, badan saya udah ga demam, kok malah positif DBD ya? Dokter menyarankan agar saya segera periksa darah untuk mengetahui kadar trombosit. Dari tempat dokter praktik, saya dan abah langsung meluncur ke Laboratorium RS. Sari Mulia untuk tes darah. Ga lama kemudian, hasil tes sudah bisa dibaca. Disana disebutkan bahwa kadar trombosit saya 180.000 (kalo ga salah) dengan kadar trombosit normal berkisar antara 150.000 – 500.000. Alhamdulillah… akhirnya, saya bisa rawat jalan saja… Setelah minun obat, istirahat, dan banyak mengkonsumsi jus jambu biji, kondisi saya semakin membaik dan alhamdulillah saya bisa mengikuti ujian dengan kondisi sehat... Ya walaupun saya harus rela menerima kenyataan kalo IP saya harus turun dari semester sebelumnya… Tapi, syukurlah saya bisa melewatinya dengan baik….. :)
***
Kemarin saya sempat googling lagi. Dan menemukan banyak info tentang DBD. Here are they…
1. Apa sih DBD itu ? Apa perbedaan antara Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Demam Dengue?
Demam dengue umumnya menyerang orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun. Sebenarnya saat kita terkena infeksi dengue, tubuh akan memproduksi kekebalan terhadap tipe virus dengue tersebut, kekebalan ini akan berlangsung seumur hidup. Sayangnya, demam dengue disebabkan oleh banyak strain atau tipe virus sehingga walaupun kita kebal terhadap salah satu tipe namun kita masih dapat menderita demam dengue dari tipe virus yang lain.
2. Daerah mana saja yang mudah terjangkit demam dengue?
Demam dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam dengue tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus. WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue.
3. Bagaimana penularan demam dengue?
Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue. Populasi nyamuk ini akan meningkat pesat saat musim hujan namun nyamuk Aedes aegypti juga dapat hidup dan berkembang biak pada bak bak penampungan air sepanjang tahun. Satu gigitan nyamuk yang telah terinfeksi sudah mampu untuk menimbulkan penyakit dengue pada orang yang sehat. Penularan demam dengue tidak bisa langsung dari manusia ke manusia tetapi harus melalui perantara nyamuk sehingga kita tidak perlu khawatir kontak langsung dengan penderita demam dengue.
4. Apa saja gejala dan tanda demam dengue?
Demam dan gejala lain dari demam dengue akan berlangsung selama 2 hari yang kemudian diikuti oleh penurunan suhu yang cepat dengan diiringi oleh produksi keringat yang meningkat. Periode penurunan suhu ini biasanya berlangsung sehari, selanjutnya suhu tubuh akan meningkat lagi dengan cepat. Saat ini seluruh tubuh pasien akan kemerahan kecuali pada wajah.
5. Bagaimana penanganan pasien demam dengue?
Karena demam dengue disebabkan oleh virus maka tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini termasuk penggunaan antibiotika. Umumnya pengobatan demam dengue hanya ditujukan untuk mengatasi gejala yang terjadi (simptomatis). Istirahat dan asupan cairan yang cukup merupakan dua hal yang sangat penting pada pasien demam dengue. Penggunaan aspirin dan NSAID harus dihindari. Penggunaan paracetamol terutama untuk mengatasi gejala demam dan sakit kepala yang terjadi.
6. Bagaimana kelanjutan pasien dengue?
7. Bagaimana dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Demam berdarah dengue atau DBD umumnya terjadi pada anak dibawah 10 tahun. Gejalanya antara lain nyeri pada perut, perdarahan, dan syok. Bila terjadi syok maka DBD sering disebut Dengue Syok Syndrome atau DSS. Pasien dengan DSS biasanya agak sulit untuk dipulihkan.
DBD dimulai dengan demam tinggi serta sakit kepala yang hebat. Terdapat gejala pada saluran nafas dan saluran pencernaan berupa nyeri menelan, batuk, mual, muntah dan nyeri perut. Syok dapat terjadi setelah 2 sampai 6 hari semenjak gejala DBD timbul. Gejala syok dimulai dengan penurunan suhu tubuh tiba tiba, akral dingin, nadi lemah, dan kebiruan pada bibir.
Pada DBD, terdapat perdarahan pada jaringan lunak, bintik perdarahan pada kulit, muntah darah, darah pada kotoran, gusi berdarah dan mimisan. Pada beberapa kasus dapat terjadi radang paru paru dan radang pada otot jantung atau miokarditis.
Pasien dengan DBD harus di monitor dengan ketat terutama pada hari ke empat sejak timbulnya gejala. Bila terjadi kebiruan atau sianosis maka pasien harus diberikan oksigen dan apabila terdapat kegagalan vaskuler maka pasien harus diinfus. Transfusi darah diperlukan untuk mengendalikan perdarahan.
Angka kematian pasien DBD sangat tinggi antara 3 sampai 30%. Sebagian besar kematian terjadi pada anak anak.
8. Bagaimana cara mencegah demam dengue?
Untuk mecegah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, maka lakukankah:
A. Tiga 'M' (Menguras, Menutup dan Menimbun) tempat tempat yang disukai nyamuk untuk berkembang biak. Peranan pemerintah sangat diperlukan sebagai motivator disamping peranan masyarakat sebagai pelaksana.
B. ABATISASI
Abatisasi adalah menaburkan bubuk abate di bak penampungan air atau drum. Jangan khawatir, airnya tetap aman kok... Bubuk abate bisa didapatkan secara gratis di Puskesmas :)
C. FOGGING (PENGASAPAN)
Pengasapan bukan langkah terbaik. Cara ini hanya efektif untuk 2-3 hari. Setelah disemprot, dua atau tiga hari kemudian nyamuk datang lagi. Fogging (pengasapan) masih dilakukan, terutama di lingkungan yang positif ada kasus Demam Berdarah. Langkah ini sebenarnya tidak efektif, karena 2-3 hari kemudian nyamuknya datang lagi. Memang, saat disemprot nyamuk di lingkungan tersebut habis. Menurut saya boleh dikatakan lebih banyak faktor psikologisnya. Untuk memberikan pengertian kepada warga tentu perlu waktu dan perlu penyebaran informasi terus menerus.
***
Dari penjelasan di atas, sepertinya untuk kasus saya, mungkin lebih tepat disebut Demam Dengue aja kali ya… Karena pada waktu itu saya tidak mengalami pendarahan pada kulit, muntah darah, darah pada kotoran, gusi berdarah dan mimisan. Selain itu di kulit saya juga tidak timbul bintik-bintik merah seperti yang terlihat pada pasien DBD. Dan memang, pada beberapa kasus DBD, bintik merah juga tidak ditemukan di badan penderita. Dan, ya, saya baru tau kalo fase kritis DBD terjadi pada hari ke 4-5. Hari dimana saya merasa badan saya sudah sehat. Dan ternyata, pada saat suhu tubuh menurun, itulah saat kritisnya. Dan hari ke 6-7 suhu tubuh kembali naik, itulah fase penyembuhan.
Oiya, waktu saya itu dianjurkan minum jus jambu biji. Karena ternyata buah ini mengandung vitamin C yang sangat tinggi. Bahkan kandungan vitamin C di dalamnya bisa tiga sampai enam kali lebih tinggi dibanding buah jeruk. Lebih tinggi 10 kali dibandingkan dengan pepaya dan 10 sampai 30 kali dibandingkan dengan pisang.
Disebutkan dalam buku Foods that Heal, Foods that Harm bahwa 90 gram buah jambu biji lebih dari cukup memenuhi kebutuhan harian vitamin C pada orang dewasa. Buku itu juga menyebutkan meskipun sudah kehilangan hampir 25 persen vitaminnya karena proses pengolahan, jus jambu biji kemasan kotak masih merupakan sumber vitamin C yang baik.
Nah, berkat kandungan vitamin C dosis tinggi inilah, kekebalan tubuh saya dalam melawan bakteri akan meningkat. Proses penyembuhan luka pun jadi lebih cepat. Di samping itu, tekanan darah juga menjadi lebih baik berkat buah ini. Ini karena jambu biji merupakan sumber potassium yang baik…
***
Kesimpulannya adalah lebih baik mencegah daripada mengobati. Hehehe… Berhubung sekarang lagi musim hujan, selalu waspada ya…. :)
Barusan saya mendengar berita bahwa ada anak berusia 5 tahun meninggal karena DBD di dekat rumah saya. Jangan sampai kita menjadi penderita DBD selanjutnya..
Lakukan 3 M dan jaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup.
Tapi, kalo gejala DBD sudah mulai dirasakan, segera berobat ke dokter ya.. Dan kalo memungkinkan, segera periksa kadar trombosit anda… Biasanya, DBD yang akhirnya menyebabkan kematian itu disebabkan oleh karena keterlambatan kita dalam penanganannya…( selain memang sudah sampai umurnya, tentu saja).. Semoga posting kali ini bermanfaat… Ayo hidup sehat….. (^_^)/
Regards,
-Nina-
Sumber :
http://irene.malau.net/2006/06/30/gejala-demam-berdarah-dan-pertolongan-pertama/
http://www.blogdokter.net/2008/06/27/demam-berdarah-dengue/
http://www.depkes.go.id/index.php
(artikel lain bisa dilihat di www.webkoe.net ^^v)
2 comments:
penyakit yang cukup berbahaya dan mematikan,,,
Thanks infonya.
Anak saya mengalami kondisi yg sama, terkena Demam Dengeu.
Hari ini sudah boleh pulang dr RS tapi dgn kondisi masih agak panas dan demam, tapi trmbosit diatas 150.000.
Akan saya usahakan minum juice jambu merah setiap hari supaya segera pulih.
Posting Komentar