Jumat lalu saya pulkam ke Banjarmasin. Hmmm... sebenarnya yang benar pulkam atau pulkot (pulang kota) ya? haha.. secara Banjarmasin kan Ibukota. Tapi yang namanya daerah asal, tetap aja dianggap kampung halaman biarpun letaknya di tengah kota, hehehe....
Anyway.. pas pulkam, Ibu saya cerita. Beliau bilang teman beliau waktu sekolah dulu baru aja dirampok dan meninggal. Meninggalnya sangat tragis, sang suami dibacok habis-habisan sampai dapat puluhan mata luka disekujur tubuhnya, dan sang istri dililit lehernya pakai karet ban sampai meninggal. Ya Allah... pasti rasanya sakit sekali. Udah hartanya dikuras, pemiliknya pun harus meninggal dengan cara yang sangat tidak wajar. Beruntunglah anak mereka ga kenapa-napa.. Tapi pasti rasanya sedih sekali kehilangan orang tua secara mendadak dan dengan cara yang sangat menyakitkan. Ya Rabb... semoga mereka tenang disisi-Mu dan buat keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan ikhlas menerima kepergian mereka berdua... Aamiin....
Anyway (lagi), kemarin saya jatuh lagi dari motor.
Well, sebenarnya saya dibonceng sih (kapan juga saya bisa bawa motor sendiri ya?). Dan naik motor dengan menggunakan rok memang merepotkan karena harus duduk menyamping. Keseimbangan saya akhir-akhir ini memang payah. Pas motornya belok dan saya membetulkan posisi duduk, saya kepeleset. Huahh... dan akhirnya jatuhlah saya.
And to make it worse, helm yang saya kenakan lupa di "klik', alhasil waktu saya jatuh helmnya ikut terlempar dan kepala saya dengan suksesnya membentur aspal..
Asli, sakiiiit sekali dan sampai sekarang masih benjol dan agak pusing, huhuhu...
Tapi ajaibnya, saya ga luka-luka, cuma ya saya lebih milih luka daripada kepala saya harus kebentur... Alhamdulillah ga sampai berdarah atau mimisan (seperti kejadian waktu SD) dulu sih... dan setelah jatuh dan mengetes diri sendiri, saya masih ingat perkalian 9.... dan masih ingat nama asli saya kok, hehehehe......
Insya Allah besok ke tukang pijat deeeeh....
Well, kejadian itu benar-benar menyadarkan saya bahwa : jangan lupa meng'klik' helm dan hati-hati ketika membetulkan posisi duduk pada saat berkendara.
Untungnya pas saya jatuh keadaan komplek sedang sepi, coba kalo saya jatuhnya di jalan raya dan banyak mobil yang melintas.. Oh, saya ga sanggup membayangkan apa yang akan terjadi....
***
Dua peristiwa itu benar-benar membuat saya lebih memikirkan kematian. Setiap yang bernyawa, pasti akan mati. There's no choice. Kematian adalah pasti. Dan sudah merupakan impian setiap orang ingin meninggal dengan damai.... Pertanyaannya, dengan cara apakah kita meninggal nanti? Hanya Allah yang tahu...
Ya Allah... semoga hamba menghadap-Mu dalam keadaan beriman kepada-Mu.... Begitu pula dengan orang-orang yang hamba cintai.... Aamiin...
Anyway.. pas pulkam, Ibu saya cerita. Beliau bilang teman beliau waktu sekolah dulu baru aja dirampok dan meninggal. Meninggalnya sangat tragis, sang suami dibacok habis-habisan sampai dapat puluhan mata luka disekujur tubuhnya, dan sang istri dililit lehernya pakai karet ban sampai meninggal. Ya Allah... pasti rasanya sakit sekali. Udah hartanya dikuras, pemiliknya pun harus meninggal dengan cara yang sangat tidak wajar. Beruntunglah anak mereka ga kenapa-napa.. Tapi pasti rasanya sedih sekali kehilangan orang tua secara mendadak dan dengan cara yang sangat menyakitkan. Ya Rabb... semoga mereka tenang disisi-Mu dan buat keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan ikhlas menerima kepergian mereka berdua... Aamiin....
Anyway (lagi), kemarin saya jatuh lagi dari motor.
Well, sebenarnya saya dibonceng sih (kapan juga saya bisa bawa motor sendiri ya?). Dan naik motor dengan menggunakan rok memang merepotkan karena harus duduk menyamping. Keseimbangan saya akhir-akhir ini memang payah. Pas motornya belok dan saya membetulkan posisi duduk, saya kepeleset. Huahh... dan akhirnya jatuhlah saya.
And to make it worse, helm yang saya kenakan lupa di "klik', alhasil waktu saya jatuh helmnya ikut terlempar dan kepala saya dengan suksesnya membentur aspal..
Asli, sakiiiit sekali dan sampai sekarang masih benjol dan agak pusing, huhuhu...
Tapi ajaibnya, saya ga luka-luka, cuma ya saya lebih milih luka daripada kepala saya harus kebentur... Alhamdulillah ga sampai berdarah atau mimisan (seperti kejadian waktu SD) dulu sih... dan setelah jatuh dan mengetes diri sendiri, saya masih ingat perkalian 9.... dan masih ingat nama asli saya kok, hehehehe......
Insya Allah besok ke tukang pijat deeeeh....
Well, kejadian itu benar-benar menyadarkan saya bahwa : jangan lupa meng'klik' helm dan hati-hati ketika membetulkan posisi duduk pada saat berkendara.
Untungnya pas saya jatuh keadaan komplek sedang sepi, coba kalo saya jatuhnya di jalan raya dan banyak mobil yang melintas.. Oh, saya ga sanggup membayangkan apa yang akan terjadi....
***
Dua peristiwa itu benar-benar membuat saya lebih memikirkan kematian. Setiap yang bernyawa, pasti akan mati. There's no choice. Kematian adalah pasti. Dan sudah merupakan impian setiap orang ingin meninggal dengan damai.... Pertanyaannya, dengan cara apakah kita meninggal nanti? Hanya Allah yang tahu...
Ya Allah... semoga hamba menghadap-Mu dalam keadaan beriman kepada-Mu.... Begitu pula dengan orang-orang yang hamba cintai.... Aamiin...
4 comments:
Atas alasan keamanan diri saya seumur hidup, saya merahasiakan identitas orang tersebut, huehehehe...... ^^v
aku hapus aja komennya ya..
takut ada yg marah :D
*lirik kanan-kiri
Nin, tapi dirimu baik-baik saja kan habis kejadiaan naas tersebuuutt??? Be VERY careful for the next time ya say...
Posting Komentar