Tidak bisa dipungkiri lagi, web jejaring sosial bernama Facebook memang sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Barusan saya cek Facebook menempati peringkat ke-4 Traffic Rank Alexa setelah bulan kemarin menempati peringkat ke-5. Hmm... sebenarnya saya baru menggunakan Facebook secara aktif sejak Januari 2009. Itupun setelah didaulat beberapa orang teman untuk membuat account. Bahkan ada teman saya yang tega nian mengatakan "hengkang aja ke Facebook" di kolom comment Friendster. Ckckckckkk... kalo pemilik Friendster ngerti Bahasa Indonesia, dia pasti sedih.... Ya, saya sih ga hengkang, cuman 'selingkuh' saja (maaf, saya tidak menemukan istilah yang lebih tepat) karena saya masih sangat memerlukan Friendster. Selain itu, Friendster lah yang mempertemukan saya dengan teman-teman lama yang saya pikir berada di negeri antah berantah saking ga terlacak oleh radar saya (apa saya-nya aja ya yang menghilang?). Dan friendster lah yang mengajarkan saya banyak hal...
Tadi malam saya menyempatkan diri berkunjung ke blog-blog dan menemukan Blog Pak Budiawan. Ini saya kutip postingan beliau :
"Ada lagi yang bilang, bahwa Facebook dapat menurunkan produktivitas kerja karyawan, sehingga beberapa perusahaan sudah memblokir akses ke Facebook di kantornya. Dipikir-pikir ada benarnya juga...seperti yang dilakukan oleh teman kita ini..bagaimana tidak menurunkan produktivitas kerja kalau tiap hari ber-facebook-ria seperti ini :
Hahaha... waktu saya pertama kali membaca, saya seriuuuus sekali.. Eh ternyata ujung-ujungnya seperti itu. Great ending! Saya benar-benar tidak menduga. Kalo belum merasa lucu, silakan buka link diatas...
Anyway... beberapa hari yang lalu saya baca koran yang menyebutkan bahwa Facebook akan diharamkan. Waduuuh... Jujur saja saya baru mengetahui sesuatu bisa diharamkan oleh manusia (MUI) setelah fatwa haram rokok dikeluarkan. Saya pikir yang bisa mengharamkan segala sesuatu itu hanyalah Allah SWT, seperti haramnya babi, darah, serta minuman yang memabukkan yang sudah sangat jelas tercantum di dalam Al-Qur'an. Ternyata kita (manusia) juga bisa thooo... Ya tentu saja dengan berbagai macam dalil yang menguatkan pendapat tersebut. Seperti halnya rokok, di dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra' ayat 26 kan sudah jelas disebutkan, bahwa :
"Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros"
Menurut pemikiran saya, merokok sama saja dengan menghambur-hamburkan uang (well, it's just my opinion... afwan ya kalo berbeda).
Back to the topic, bagaimana dengan Facebook? Apakah nasib hukumnya akan berakhir seperti rokok? Nah, kita lihat saja nanti... Menurut saya, Facebook itu hanyalah alat. Seperti misalnya pisau yang digunakan untuk mengupas buah atau keperluan lainnya. Bisa digunakan untuk perkara halal dan ibadah, dan juga bisa digunakan untuk perbuatan haram seperti pembunuhan.
Lalu, hanya karena pisau bisa digunakan untuk membunuh lantas pisau difatwakan haram? Tentu tidak kan? Bagaimana caranya kita memotong daging, sayur ataupun buah jika pisau tidak boeh dipergunakan..? Karena itulah pisau halal digunakan...
Begitu pula dengan Facebook nih.. Ia hanya alat. Dengan Facebook kita bisa bersilaturrahim, bertemu dengan teman lama, berkenalan dengan teman baru, reuni secara maya dengan teman-teman SD, SMP, SMA dengan mengikuti group-group yang ditawarkan, atau sekadar memberikan pesan di wall atau status teman-teman dengan kata-kata yang membangun.. Menurut saya, ini nilainya ibadah. Karena terjalinnya silaturrahmi, Insya Allah pahalanya besar dalam Islam... Apalagi beranjak dewasa, teman-teman kita udah terpencar-pencar di seluruh pelosok tanah air, dan Facebooklah yang mempertemukan kita dengan mereka selain di saat Lebaran...
Ga komplit rasanya memandang sesuatu dari sisi positif saja, sekarang kita pandang dari segi negatifnya. Jika Facebook digunakan untuk saling tukar foto vulgar, melakukan tindakan asusila yang mengakibatkan timbulnya perpecahan, ataupun karena Facebook kita jadi lupa waktu, lupa kewajiban kita sebagai hamba Allah, maka jelas Facebook telah menyesatkan, bahkan mungkin bisa dianggap haram. Keharaman ini, bukan karena Facebook-nya, tetapi karena diperlakukan sebagai alat atau media untuk maksiat dan berlebih-lebihan. Jadi dalam fiqh (hukum Islam) ini namanya haram lighairihi, bukan haram lidzatihi.
Jujur saja, saya sebenarnya sedih melihat teman-teman saya yang dulu berjilbab, kok di Facebook majang foto yang ga berjilbab ya? Padahal saya pikir kalo pake jilbab mereka malah kelihatan lebih cantik. Trus yang dulu memang ga pake jilbab tapi pakaiannya masih sopan, sekarang ber-tank-top ria.. Sungguh, saya sedih sekali... T_T.. Apalagi buat yang sudah berpasangan, dengan bangganya memajang foto mesra mereka. Bukannya saya iri, tapi mbok ya foto seperti itu jadi koleksi pribadi saja. Karena yang namanya dunia maya, foto-foto kita dengan mudahnya tersebar luas ke seluruh dunia.. Dan saya ga mau mereka kenapa-napa setelahnya...
Jadi sebenarnya, semuanya tergantung niat kita... Apapun yang kita jalani, selama sesuai dengan porsinya, Insya Allah akan mendatangkan kebaikan. Taatilah yang sudah menjadi kewajiban kita, dan hindarilah segala sesuatu yang membuat kita jauh dari-Nya... Semoga semakin hari, kita menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin...
Oiya, kalo ada kata-kata saya yang salah, tolong dikoreksi yaa...
Regards,
-N.R.A-
Anyway... beberapa hari yang lalu saya baca koran yang menyebutkan bahwa Facebook akan diharamkan. Waduuuh... Jujur saja saya baru mengetahui sesuatu bisa diharamkan oleh manusia (MUI) setelah fatwa haram rokok dikeluarkan. Saya pikir yang bisa mengharamkan segala sesuatu itu hanyalah Allah SWT, seperti haramnya babi, darah, serta minuman yang memabukkan yang sudah sangat jelas tercantum di dalam Al-Qur'an. Ternyata kita (manusia) juga bisa thooo... Ya tentu saja dengan berbagai macam dalil yang menguatkan pendapat tersebut. Seperti halnya rokok, di dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra' ayat 26 kan sudah jelas disebutkan, bahwa :
"Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros"
Menurut pemikiran saya, merokok sama saja dengan menghambur-hamburkan uang (well, it's just my opinion... afwan ya kalo berbeda).
Back to the topic, bagaimana dengan Facebook? Apakah nasib hukumnya akan berakhir seperti rokok? Nah, kita lihat saja nanti... Menurut saya, Facebook itu hanyalah alat. Seperti misalnya pisau yang digunakan untuk mengupas buah atau keperluan lainnya. Bisa digunakan untuk perkara halal dan ibadah, dan juga bisa digunakan untuk perbuatan haram seperti pembunuhan.
Lalu, hanya karena pisau bisa digunakan untuk membunuh lantas pisau difatwakan haram? Tentu tidak kan? Bagaimana caranya kita memotong daging, sayur ataupun buah jika pisau tidak boeh dipergunakan..? Karena itulah pisau halal digunakan...
Begitu pula dengan Facebook nih.. Ia hanya alat. Dengan Facebook kita bisa bersilaturrahim, bertemu dengan teman lama, berkenalan dengan teman baru, reuni secara maya dengan teman-teman SD, SMP, SMA dengan mengikuti group-group yang ditawarkan, atau sekadar memberikan pesan di wall atau status teman-teman dengan kata-kata yang membangun.. Menurut saya, ini nilainya ibadah. Karena terjalinnya silaturrahmi, Insya Allah pahalanya besar dalam Islam... Apalagi beranjak dewasa, teman-teman kita udah terpencar-pencar di seluruh pelosok tanah air, dan Facebooklah yang mempertemukan kita dengan mereka selain di saat Lebaran...
Ga komplit rasanya memandang sesuatu dari sisi positif saja, sekarang kita pandang dari segi negatifnya. Jika Facebook digunakan untuk saling tukar foto vulgar, melakukan tindakan asusila yang mengakibatkan timbulnya perpecahan, ataupun karena Facebook kita jadi lupa waktu, lupa kewajiban kita sebagai hamba Allah, maka jelas Facebook telah menyesatkan, bahkan mungkin bisa dianggap haram. Keharaman ini, bukan karena Facebook-nya, tetapi karena diperlakukan sebagai alat atau media untuk maksiat dan berlebih-lebihan. Jadi dalam fiqh (hukum Islam) ini namanya haram lighairihi, bukan haram lidzatihi.
Jujur saja, saya sebenarnya sedih melihat teman-teman saya yang dulu berjilbab, kok di Facebook majang foto yang ga berjilbab ya? Padahal saya pikir kalo pake jilbab mereka malah kelihatan lebih cantik. Trus yang dulu memang ga pake jilbab tapi pakaiannya masih sopan, sekarang ber-tank-top ria.. Sungguh, saya sedih sekali... T_T.. Apalagi buat yang sudah berpasangan, dengan bangganya memajang foto mesra mereka. Bukannya saya iri, tapi mbok ya foto seperti itu jadi koleksi pribadi saja. Karena yang namanya dunia maya, foto-foto kita dengan mudahnya tersebar luas ke seluruh dunia.. Dan saya ga mau mereka kenapa-napa setelahnya...
Jadi sebenarnya, semuanya tergantung niat kita... Apapun yang kita jalani, selama sesuai dengan porsinya, Insya Allah akan mendatangkan kebaikan. Taatilah yang sudah menjadi kewajiban kita, dan hindarilah segala sesuatu yang membuat kita jauh dari-Nya... Semoga semakin hari, kita menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin...
Oiya, kalo ada kata-kata saya yang salah, tolong dikoreksi yaa...
Regards,
-N.R.A-