04 Juni 2011
7 Days Remaining....
20 Januari 2010
We Belong Together
.
.
(-) "Du biz mein lieben?"
.
.
.
.
.
.
21:25
.
.
.
.
(-) And I understand it....
***
because we were too nervous to speak... :)
22 Desember 2009
18 Desember 2009
Happy Islamic New Year!!
08 November 2009
Selamat Menempuh Hidup Baru
29 September 2009
Happy Birthday!

Alhamdulillah.. puji syukur kehadirat Allah SWT, tanggal 22 September kemarin saya berumur tepat 22 tahun (kalender Masehi). Peringatan hari lahir yang biasa-biasa saja sebenarnya. Cuma ngumpul bareng keluarga, trus makan malam. Saya kurang menyukai pesta ulang tahun karena.... ngabisin uang aja sih, hehehe... mending uangnya dipakai buat yang lebih bermanfaat kan....
1. Selamat Ulang Tahun
Tapiiii... pada kenyataannya umur kita kan berubah. Apa kita mesti nyebut " selamat ulang tanggal dan bulan"?. Hahahaa... tau ah gelap! it's just my point of view aja sih, mohon dibetulkan kalo salah...
2. Semoga Panjang Umur
Nah, dulu waktu saya duduk di bangku SMP (kalo ga salah ingat), kakak saya memperingati hari kelahirannya. Sebagai adik yang manis, saya pengen aaah ngeSMS dia (tapi waktu itu pake HP tante, hihi...). Setelah diketik, SMS pun dikirim. Harap-harap cemas juga sambil nunggu balasan kakak, pikiran saya mulai berkelana : "hmmm... ntar dia ngucapin makasih... trus sebagai imbalannya, ntar saya tinggal siap-siap ditraktir makan deh kalo dia udah pulang. hihihi...".


Tapiii betapa terkejutnya, ternyataaaa... dia marah-marah!! huwaaaa.... dia bilang : "dihitung dari kalender mana pun, yang namanya umur tidak pernah bertambah" gara-gara saya bilang "semoga panjang umur". Nah, because of kejadian itu, saya berikrar di dalam lubuk hati yang terdalam bahwa saya tidak akan pernah mengucapkan "semoga panjang umur" lagi ke teman-teman yang merayakan hari lahir. Dan memang, setelah dipikir-pikir... setiap detik, setiap helaan nafas, setiap detak jantung, sisa waktu kita di dunia semakin berkurang... dan semakin menuju ke gerbang kematian menuju ke kehidupan selanjutnya...
3. Semoga diberi yang terbaik (wish you all the best)
Bagi saya, apapun yang diberikan Allah ke kita, itulah yang terbaik. Semuanya, tanpa terkecuali. Seringkali yang merasa, yang kita dapatkan bukanlah yang terbaik, padahal sebenarnya, apapun yang kita terima, itulah yang terbaik dari-Nya untuk kita... Kita aja yang sering tidak menyadari....
4. Jam 00.00

Dan yang agak lucunya begini : ada seorang sahabat saya ngucapin "happy bithday" sekitar pukul 14.00 dan dia minta maaf karena keterlambatannya... Padahal pukul 14.00 kan saya belum lahir.... hihihi....
5. Kado dan Traktiran
(additional part nih)
Sering becandaan sama sahabat, kalo pas kena saya yang milad, saya bilang "kado menentukan traktiran". Sementara kalo yang lain milad, kami-kami bilang "Traktiran menentukan kado". Hahaha... maksudnya, ditraktir dulu, baru kami kasih kado yang 'sesuai' dengan biaya traktiran. Perhitungan banget ya?? Yah beginilah nasib mahasiswa. Krik.. krik..
Sahabat dekat saya di kampus ada 5. Dewi, dwi, mida, selvi, dan eka. Eka kebetulan pas semester 3 lulus IPDN, jadi dia hengkang kesana (sekarang udah lulus dan balik ke Banjarbaru, deuh... kok jadi keduluan dia sih yang lulus? huhuhu). Nah, udah jadi semacam 'tradisi' di gank kami kalo milad ada traktiran dan kado. Kado cukup satu aja (keroyokan belinya, ngiriiiitttt), trus yang milad bertugas ntraktir... Traktiran terserah aja mau dimana, mau di warung pisang goreng deket kolam renang, bakso, AZ, atau KFC (sementara belum ada yang ngajak ke KFC. Mahal siiiih, hahaha).
Prinsipnya : yang penting ngumpuuuul...

Gyaaaaaa...





Dari zaman SMA sampai sekarang, tiap milad, hampir selalu kodok yang jadi kado (gimana kalo saya udah jadi nenek-nenek ya?). Oiya, boneka ini namanya Oggie. Dan masih ada oggie-oggie lain di rumah (saya emang ga kreatip ngasih nama). Thanks ya sobat....
Dan berhubung mereka bertiga udah lulus (dan Dewi balik ke Makassar), sepertinya momen inilah terakhir kalinya kami bisa ngumpul dengan formasi lengkap. Hiks, sedih banget kalo dipikirin. But life must go on. Semoga Allah SWT kembali mempertemukan kami berenam dengan keadaan yang jauh lebih baik (udah kerja, menikah, dan punya anak, ihiy!). Aamiin yaa Rabb...
Kita tidak menemukan riwayat yang menceritakan bahwa setiap tanggal kelahiran Rasulullah SAW, beliau merayakannya atau sekedar mengingat-ingatnya. Begitu juga para shahabat, tabiin dan para ulama salafusshalih. Kita tidak pernah dengar misalnya Imam Abu Hanifah merayakan ulang tahun lalu potong kue dan tiup lilin.
Namun bila ulang tahun itu lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya, apalagi menghabiskan biaya yang cukup besar, maka lebih bijaksana bila tidak dirayakan secara berlebihan.
Selain itu yang penting juga untuk diketahui bahwa dalam hukum Islam dikenal istilah “Sadd Az-Zariah”. Artinya mencegah sesuatu yang dikhawatirkan nantinya akan berakibat buruk. Karena itu ketika muncul trend qiyamullail, dikeluarkan fatwa yang meminta agar aktifitas itu tidak perlu dihidup-hidupkan. (sumber)."
***
Terlepas dari semua itu, saya pengen ngambil sisi positifnya. Seringkali kita lupa bersyukur, seringkali kita lupa akan kematian, dan segala macam kelalaian kita akan nikmat dari-Nya. Dan juga, seringkali kita lupa akan arti sahabat, orang-orang disekeliling yang mencintai kita. Dan momen hari lahir inilah sebagai pengingat kita. Untuk bersyukur, introspeksi diri, untuk berbagi, serta mendoakan mereka....
Kalo begitu, muncul lagi pertanyaan : "kenapa untuk bersyukur, introspeksi diri, berbagi dan mendoakan saja mesti nunggu tahun berganti dulu?". Hahaha... bukannya begitu coy, bersyukur tiap saat adalah suatu keharusan. Memang it's so weird jika kita hanya bersyukur satu tahun sekali yaa... Tapi kalo saya pribadi sih simpel aja, bersyukurlah tiap saat. Dan di hari kelahiran, porsi bersyukur haruslah lebih besar daripada biasanya... Dan yang paling penting, makin hari, kita harus semakin berusaha untuk merubah menjadi pribadi yang lebih baik. Karena jika tidak, kita termasuk orang yang merugi...
"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran" (QS. Al-'Asr).
Best Regards,
-Nina-
20 September 2009
21 Agustus 2009
Happy Fasting
12 April 2009
Pemilu Legislatif 2009
***
Beberapa minggu sebelum Pemilu, saya agak bingung juga sih sama istilah yang tepat untuk menggantikan kata “coblos” yang digunakan beberapa tahun silam. Sebenarnya yang tepat itu “contreng” atau “conteng” atau “centang” sih? Saya cuma pernah baca dan dengar kata “conteng” dan “centang”. Nah, kata “contreng” ini baru saya dengar dari televisi beberapa minggu terakhir, yang ternyata malah booming di masyarakat. Setelah ngecek di kamus http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi, yang mendekati kebenaran adalah kata “centang”, yang didefinisikan :
cen·tang /cĂ©ntang/ n tanda koreksi, bentuknya spt huruf v atau tanda cawang;
men·cen·tang v membubuhi coretan dsb pd tulisan (sbg peringatan)
Waduh… gimana nih.. masyarakat udah banyak yang terlanjur pakai kata “contreng” tuh… Apa bisa kata “contreng” dimasukkan ke dalam Bahasa Indonesia baku?
***
Okay…Whatever the name is… Contreng, conteng ataupun centang, yang pasti sebagai warga Negara Indonesia yang baik, saya juga ikut Pemilu dong….
Sempat ragu juga sih mau milih Partai apa. Yang terlintas di benak saya cuma 2 Partai (which are ternyata masuk 5 besar di Quick Count lhooo…).
Abah saya semangat sekali mendaftarkan anaknya ini ikut Pemilu. Sudah dari pagi beliau mendaftar, padahal saya baru tiba di Banjarmasin hampir jam 11 WITA… and consequently… nama saya sudah dipanggil puluhan kali saking lamanya.. hihihi… Maaf ya bapak-bapak petugas Pemilu…
Setelah melepas lelah sejenak di rumah, berangkatlah saya ke TPS (yang sesungguhnya berada di hadapan rumah saya sendiri). Sempat terjadi perdebatan juga antara Ibu dan anak. Ibu saya menyuruh saya memakai sandal yang bagus sementara saya dengan cueknya mau pakai sandal jepit. Hihihi… Akhirnya saya mengalah dan memutuskan untuk memakai sepatu. Well, okay setelah dilihat-lihat, para Pemilih ternyata rapi jali euy… Untung ga jadi pakai sandal jepit… kikikikikkk..
Hanya menunggu sekitar 5 menit, nama saya dipanggil lagi. Setelah mendapatkan 4 kertas suara (yang setelah dibuka lebarnya udah kayak Sajadah), mulailah saya memilih. Kertas pertama dan kedua, lancar. Kertas ketiga, saya bingung. Saya kira semua ‘kategori’ itu semua ada lambang partainya, ternyata untuk kertas Suara DPR-RI cuma ada Foto dan namanya yaaa… Wah… saya kurang persiapan ternyata, tau gitu saya survey dulu kaan... Tau gitu lebih baik saya konsultasi sama Ibu soal caleg daripada berdebat soal sandal jepit… hihihihi…
Lama juga saya memandangi foto-foto calon anggota DPR itu. Dan akhirnya, saya putuskan untuk membuka kertas ke-4 dulu dengan harapan ada inspirasi. Ternyata sama saja, setelah mencentang kertas ke-4 dan membuka kembali kertas ke-3, saya masih bingung euy... Sempat terlintas di pikiran, kertas ke-3 ga usah diisi aja aaahh… tapi mikir lagi, ngapain repot-repot ikut Pemilu kalo akhirnya GolPut?? Kalo saya Golput, saya ga bisa protes dong kalo nanti terjadi sesuatu di Pemerintahan??
Lalu, bismillahirrahmanirrahim… saya putuskan untuk memberikan kode centang di salah satu foto caleg yang wajahnya terlihat familier di mata saya (bersyukurlah calon yang saya pilih karena meletakkan spanduk di tempat yang strategis dan sempat tertangkap oleh mata saya, hehehehe…). Setelah memasukkan kertas suara di kotaknya masing-masing, pulanglah saya ke rumah dengan sejuta harapan…..
***
Semoga pilihan saya adalah pilihan yang tepat dan membawa Indonesia ke arah yang jauh lebih baik dari sekarang.
Semoga para wakil rakyat yang terpilih tetap ingat dan menepati seluruh janji-janji yang pernah diucapan di masa kampanye. Dan buat calon yang tidak terpilih, semoga bisa menerima kekalahan dan menyikapinya dengan sportif dan bijaksana. Aamiin…
Merdeka!!!!
Regards,
-Nina-